Home » » Rusia Manjakan Wanita Muslim

Rusia Manjakan Wanita Muslim

Written By Unknown on Sabtu, 01 Agustus 2009 | 16.54

Rusia merupakan rumah bagi sekitar 20 juta Muslim, banyak di antaranya bukan pemeluk taat, namun negara itu telah menyaksikan kuatnya kebangkitan Islam sejak runtuhnya Uni Soviet di tahun 1991.

Jumlah Muslim yang tinggal di Moskow sendiri, ibukota Rusia, secara resmi adalah sekitar dua juta jiwa. Terdapat lebih dari 40 komunitas Muslim di kota tersebut yang menyatukan orang-orang dari berbagai wilayah Rusia, seperti Bashkiria, Tatarstan, Republik Kaukasus Utara, juga penduduk yang berasal dari negara-negara Asia.

Populasi Muslim yang begitu besar di kota itu mendorong sejumlah pihak untuk mendirikan pusat-pusat layanan publik yang dapat memenuhi kebutuhan khusus penduduk Muslim di sana. Contohnya adalah pusat kebugaran khusus perempuan, layanan hotline khusus perempuan Muslim, dan klinik Muslim yang semuanya berawal di Moskow.

Sebuah pusat kebugaran atau fitness center khusus bagi wanita yang ingin tetap mengikuti norma-norma Islam telah dibuka di Distrik Severnoye Butovo, selatan Moskow. “Ada kolam renang dengan pelatih aerobik air profesional, gym, dan ruang koreografi khusus bagi perempuan Muslim. Mereka juga dapat berlatih tenis di sebuah lapangan tenis atau mencoba menembak di sebuah galeri tembak.” ujar koordinator proyek, Sultan Galiyev, kepada Interfax-Religion.

Menurut Galiyev, semua pelatih, administrator, resepsionis, dan petugas keamanannya adalah wanita. Laki-laki yang berusia di atas tiga tahun tidak boleh masuk ke tempat itu. Secara keseluruhan, pusat kebugaran yang dibuka pada 25 Juni 2009 ini hampir sama dengan pusat kebugaran lain yang sering dikunjungi orang. Dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang umum ada di tempat-tempat semacam ini seperti kolam renang, gym, dan lapangan tenis.

Hotline khusus

Sebuah pusat layanan konsultasi melalui telepon secara gratis khusus bagi perempuan Muslim dibuka pada bulan November 2007 di Moskow. Sekarang semua perempuan Muslim yang berbahasa Rusia dapat menelepon ke operator pusat layanan yang akan mendengarkan permasalahan yang dikeluhkan dan kemudian menghubungkan mereka ke para spesialis.

Menurut pendirinya, semua spesialis dari hotline tersebut adalah perempuan Muslim, mereka memiliki kemampuan komunikasi yang bagus dan siap untuk mendengarkan serta membantu para penelepon. Sangat mungkin untuk mendapatkan bantuan dan saran mengenai persoalan hukum dari seorang pengacara yang telah berpengalaman, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang Islam, konsultasi medis, bantuan psikologis, dan sebagainya.

Para ahli melihat kemunculan pusat layanan ini dengan sebuah keraguan: perempuan Muslim memang perlu mendapat bantuan, tapi tidak melalui telepon, melainkan melalui kontak langsung. Di kalangan asosiasi umat Muslim di sana hal ini terbilang suatu penistaan.

Kemungkinan memiliki sebuah pusat layanan hotline Muslim dibahas langsung setelah munculnya layanan serupa bagi kaum orthodox di Nizhniy Novgorod dan kota-kota lain. Moto dari hotline Muslim ini diciptakan oleh sebuah organisasi pendidikan-budaya,Golubushka, yaitu: “Kami bersamamu untuk membantumu.”

Dukungan layanan ini hanya diberikan bagi perempuan. Hal ini dapat dimengerti: menurut para ahli, lebih dari 20.000 perempuan menjadi mualaf tiap tahunnya di Moskow, dua pertiganya beretnis Rusia yang tidak familiar dengan kebiasaan-kebiasaan umat Muslim. Terlebih, di negara-negara Islam, di mana layanan semacam ini ada, 70% peneleponnya adalah perempuan, dan empat dari lima pertanyaan yang diajukan adalah topik seputar keluarga dan pernikahan.

Meski demikian, kasus Rusia berbeda dengan negara-negara tersebut. Di sana, penelepon dihubungkan ke sebuah mesin penjawab otomatis; mereka mengajukan pertanyaan dan setelah beberapa jam akan terdengar rekaman jawaban dari seorang imam. Dalam kasus ini, semua panggilan telepon dibiayai oleh si penelepon.

Operator layanan telepon Moskow merupakan praktisi-praktisi spesialis: dokter, psikolog, pengacara, dan guru. Mereka berbicara dengan para penelepon secara gratis. Mereka juga menerima permintaan melalui telepon mengenai akomodasi sewa, lowongan kerja, dan pencarian orang.

Para operator bekerja dalam tiga shift: dari jam sembilan pagi hingga sembilan malam, dan libur pada akhir pekan. “Tentu saja pusat layanan semacam itu dibutuhkan,” ujar Raisa Mordvinova, presiden organisasi pendanaan “Perempuan dan Politik”. “Perempuan Muslim, terutama mereka yang mualaf, perlu diberi dukungan dalam hal-hal yang berkaitan dengan agamanya. Apa yang normal bagi perempuan Eropa pada umumnya seringkali terlarang bagi perempuan Muslim, juga sebaliknya. Mereka tidak dapat meminta bantuan ke konsultan reguler. Itulah kenapa pusat layanan telepon semacam ini akan sangat penting di masa depan.”

Dalam komunitas Muslim sendiri inovasi ini diterima dengan rasa ragu. “Saya rasa secara umum ini adalah sebuah penistaan,” ujar perwakilan Komite Islam Rusia, Geidar Jemal. “Jika di negara-negara Arab layanan semacam itu hanya merupakan salah satu intrumen pendukung masyarakat, yang tidak akan efektif jika beroperasi sendiri, maka kita pada dasarnya juga memiliki layanan serupa, meniru masyarakat sipil.

Jangan lupa bahwa layana itu di Rusia diasosiasikan dengan struktur pemerintahan; seseorang akan mengira kau mengadukan tetanggamu. Bahkan fungsi para psikolog tidaklah sama dengan ulama yang mampu memberikan nasihat-nasihat spiritual dalam situasi apapun. Jadi, umat Muslim di Moskow perlu mencari bantuan yang sebenarnya di rumah, dari teman-teman, dan di Masjid.”

Klinik Muslim Pertama

Bulan Desember 2007, sebuah klinik Muslim pertama di Rusia dibuka di Moskow. Pembukaan yang dipimpin oleh Grand Mufti Sheikh Ravil Gainutdin itu digambarkan sebagai sebuah peristiwa bersejarah. “Komunitas internasional kini dapat melihat bahwa di negara Rusia yang multinasional dan multi keyakinan setiap warga negaranya memiliki hak untuk memperoleh layanan kesehatan,” ujar Gainutdin di upacara pembukaan tersebut.

Dikelola oleh 50 dokter dan perawat, klinik Muslim itu menempati satu lantai dari pusat pelayanan kesehatan swasta Price Quality (Tsena Kachetsvo) di tenggara Moskow dan menyediakan sebuah ruangan sholat, tempat wudhu, dan kantin makanan halal.

Para dokter dan perawat melakukan pemeriksaan pada pasien perempuan di hadapan suami atau perempuan lain. Pasien laki-laki mendapatkan perawatan dari staf laki-laki di bagian ruangan yang terpisah. “Yang penting di sini adalah atmosfernya,” ujar seorang dokter keturunan Syria, Kadir Makhmud. “Seperti yang dapat anda lihat, para wanita berpakaian dengan sederhana, ada tempat untuk sholat, ini semua penting bagi umat Muslim.”

“Menurut saya ini sangat dibutuhkan oleh komunitas Muslim,” ujar Makhmud yang telah bekerja di beberapa klinik asing di Moskow sejak dia pindah ke sana dari Syria dua tahun lalu.

Sembari melayani jutaan Muslim Moskow, klinik itu secara spesifik mentarget komunitas diplomatik dari negara-negara Teluk dan Timur Tengah yang pulang untuk memperoleh perawatan kesehatan.

Di upacara pembukaan, Grand Mufti mendorong para diplomat untuk “mengirim istrinya” ke klinik tersebut dan menekankan bahwa klinik terbuka bagi pemeluk agama apa pun. Kunjungan medis di klinik ini dikenai biaya rata-rata 800 ruble (33 dolar, 22 euro) yang cukup terjangkau bagi rata-rata penduduk Moskow.

Klinik ini dibuka dengan dukungan dari pemerintah Moskow serta menteri kesehatan Rusia, menekankan upaya pemerintah untuk merangkul komunitas Muslimnya setelah bertahun-tahun berada dalam hubungan yang naik-turun. Presiden Vladimir Putin ketika itu bertemu dengan para pemimpin Muslim dan mengatakan bahwa “Muslim kini memainkan peran positif di Rusia” sebelum menghimbau mereka untuk ikut memberikan suara dalam pemilihan parlementer tahun itu.

Viktor Kisin, pimpinan jaringan klinik Price Quality, mengatakan adanya rencana untuk membuka fasilitas Muslim di wilayah lain Rusia, kemungkinan di Ufa, ibukota Bashkortostan, dan Kazan di Tatarstan. Arslan Sadriyev, anggota dewan Mufti, mengatakan bahwa rumah sakit dan klinik di republik-republik Kaukasus dan selatan Rusia yang populasinya mayoritas Muslim tidak menyediakan layanan khusus bagi para Muslim tersebut.

“Tidak ada tempat lain selain di sini di mana perempuan bisa memperoleh perawatan dari sesama perempuan dan laki-laki dari laki-laki,” ujar Sadriyev. “Kami harap pemerintah akan melihat klinik ini sebagai sebuah pengalaman sukses dan menjadikannya sebagai contoh,” tambahnya. Perkembangan pesat Islam di Rusia masih menjadi pertanyaan hingga saat ini, dimana Islam semakin diminati dan seakan menjadi tren yang terus berkembang pesat.
( Sumber suaramedia)
Share this article :
 
Copyright © 2013. Wanita Muslim - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger