BEKASI (voa-islam.com) – Setelah menghebohkan Pekanbaru, Lampung, Jakarta dan Medan, VCD Haddad Alwi bertajuk “Muhammad Nabiku” yang diduga bermuatan misi kristenisasi, juga beredar di Bekasi, Jawa Barat.
Tak jauh dari stasiun kereta api Tambun, Bekasi, terdapat kios penjual berbagai macam VCD dan DVD bajakan. Di antara ratusan judul keping cakram video tersebut terdapat rak khusus VCD lagu-lagu bernuansa dakwah Islam, salah satunya adalah VCD “Muhammad Nabiku” yang dinyanyikan oleh Haddad Alwi, Anti dan Vita. Satu keping VCD dihargai sangat murah, Rp 3.500,-
Meski dari kemasannya nampak jelas bahwa ini VCD bajakan, namun pada cover depannya diberi label “Klip Asli.” Lalu pada sampul belakang, VCD ini dicantumkan nama penerbitnya, yaitu Falcon Music yang didukung oleh Telkomsel. VCD yang mencantumkan barcode dengan nomor ISMN: 7-88489-688-5 ini berisi 19 lagu, yaitu: Rindu Muhammadku, Muhammadku Nabiku, Jadikan Kami Anak Yang Sholeh, Sambut RahmatNya, Jagalah Shalatmu, Mencintai Nabi, Engkau Teladanku, Selamat Datang Kekasih, Tuhan Dengarlah Keluhku, Marhaban Ya Ramadhan, Kekasih Allah, Pergi Haji, Salam Ramadhan, Insan Utama, Doaku, The Way Of Love, Rahmat Al-Qur'an, Puasa, dan Damai Bersama-Mu.
Sayangnya, penjual VCD di kawasan Tambun ini tak bisa memberikan komentar banyak tentang keberadaan video yang dijualnya itu. Karena penjualnya adalah dua orang anak usia SD. Mereka bahkan bangga bisa menjual VCD itu, karena beranggapan bahwa mereka telah ikut andil dalam berdakwah.
Dalam 19 lagu Haddad Alwi tersebut, satu-satunya klip lagu yang dianggap bermasalah dengan kekhawatiran adanya penyusupan misi agama lain adalah lagu kedua, yang berjudul “Muhammad Nabiku.”
Klip terakhir lagu yang dibawakan oleh Haddad Alwi bersama dua gadis cilik, Anti dan Vita ini ditutup dengan adegan seorang anak yang menulis kata ‘Jesus’. Kata “Jesus” dalam ending lagu inilah yang dicurigai sebagai penyusupan misi pemurtadan agama lain, sehingga PP Muhammadiyah dan PB NU mendesak aparat untuk mengusut kasus ini.
Ketua PP Muhammadiyah, Prof DR Yunahar Ilyas, mendesak pemerintah segera mengusut otak, modus, dan motif di balik tindakan tak bertanggung jawab itu. Dia juga mengingatkan, belum tentu oknum dari umat Kristiani yang melakukannya, karena risikonya terlalu besar.
Yunahar yang juga Ketua MUI Pusat Bidang Pengkajian dan Penelitian ini menduga kasus ini ditunggangi pihak ketiga yang sengaja memecah belah antarumat beragama. “Apalagi masyarakat bak rumput kering yang mudah terbakar karena berbagai krisis yang menerpa,” kata dia.
Senada itu, Sekjen PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Iqbal Sullam, mendesak polisi proaktif menindaklanjuti laporan dan penemuan masyarakat sehingga tak menjadi preseden buruk. Bagaimanapun, kata Iqbal, umat tak boleh diseret dan dibawa ke dalam konflik berkelanjutan. Saatnya umat beragama bersinergi dan bekerja sama membangun bangsa, yang masih menghadapi berbagai persoalan kompleks. Iqbal juga meminta Hadad Alwi segera mengklarifikasi kebenaran video klip tersebut, agar masyarakat tak dibuat resah.
Kasus penyusupan “Jesus” dalam VCD berisi video klip dari album lagu terbaru “Muhammad Nabiku” itu murni bermotif bisnis yang tidak sehat dari para pebisnis VCD bajakan. Pasalnya, PT Falcon, perusahaan rekaman yang menaungi Haddad Alwi, belum merilis VCD “Muhammad Nabiku.” PT Falcon baru merilis lagu “Muhammad Nabiku” dalam bentuk audio (suara) saja, pada bulan Ramadhan lalu, hanya berisi 9 lagu.
Menanggapi lagu yang dibajak dengan klip Jesus itu, HB Naveen selaku direktur PT Falcon, mengaku telah membicarakan masalah ini kepada tim kuasa hukum. “Kita masih mempertimbangkan langkah hukumnya, apakah akan menjerat para penjualnya,” kata Naveen. Dia pun menampik anggapan hadirnya VCD bajakan berisi kata ‘Jesus’ itu sebagai promo negatif sebelum melepaskan VCD aslinya. Ia menegaskan, tak pernah terpikir melakukan tindakan seperti itu. [taz]/(voa-islam.com)
Sayangnya, penjual VCD di kawasan Tambun ini tak bisa memberikan komentar banyak tentang keberadaan video yang dijualnya itu. Karena penjualnya adalah dua orang anak usia SD. Mereka bahkan bangga bisa menjual VCD itu, karena beranggapan bahwa mereka telah ikut andil dalam berdakwah.
Dalam 19 lagu Haddad Alwi tersebut, satu-satunya klip lagu yang dianggap bermasalah dengan kekhawatiran adanya penyusupan misi agama lain adalah lagu kedua, yang berjudul “Muhammad Nabiku.”
Klip terakhir lagu yang dibawakan oleh Haddad Alwi bersama dua gadis cilik, Anti dan Vita ini ditutup dengan adegan seorang anak yang menulis kata ‘Jesus’. Kata “Jesus” dalam ending lagu inilah yang dicurigai sebagai penyusupan misi pemurtadan agama lain, sehingga PP Muhammadiyah dan PB NU mendesak aparat untuk mengusut kasus ini.
Ketua PP Muhammadiyah, Prof DR Yunahar Ilyas, mendesak pemerintah segera mengusut otak, modus, dan motif di balik tindakan tak bertanggung jawab itu. Dia juga mengingatkan, belum tentu oknum dari umat Kristiani yang melakukannya, karena risikonya terlalu besar.
Yunahar yang juga Ketua MUI Pusat Bidang Pengkajian dan Penelitian ini menduga kasus ini ditunggangi pihak ketiga yang sengaja memecah belah antarumat beragama. “Apalagi masyarakat bak rumput kering yang mudah terbakar karena berbagai krisis yang menerpa,” kata dia.
Senada itu, Sekjen PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Iqbal Sullam, mendesak polisi proaktif menindaklanjuti laporan dan penemuan masyarakat sehingga tak menjadi preseden buruk. Bagaimanapun, kata Iqbal, umat tak boleh diseret dan dibawa ke dalam konflik berkelanjutan. Saatnya umat beragama bersinergi dan bekerja sama membangun bangsa, yang masih menghadapi berbagai persoalan kompleks. Iqbal juga meminta Hadad Alwi segera mengklarifikasi kebenaran video klip tersebut, agar masyarakat tak dibuat resah.
Kasus penyusupan “Jesus” dalam VCD berisi video klip dari album lagu terbaru “Muhammad Nabiku” itu murni bermotif bisnis yang tidak sehat dari para pebisnis VCD bajakan. Pasalnya, PT Falcon, perusahaan rekaman yang menaungi Haddad Alwi, belum merilis VCD “Muhammad Nabiku.” PT Falcon baru merilis lagu “Muhammad Nabiku” dalam bentuk audio (suara) saja, pada bulan Ramadhan lalu, hanya berisi 9 lagu.
Menanggapi lagu yang dibajak dengan klip Jesus itu, HB Naveen selaku direktur PT Falcon, mengaku telah membicarakan masalah ini kepada tim kuasa hukum. “Kita masih mempertimbangkan langkah hukumnya, apakah akan menjerat para penjualnya,” kata Naveen. Dia pun menampik anggapan hadirnya VCD bajakan berisi kata ‘Jesus’ itu sebagai promo negatif sebelum melepaskan VCD aslinya. Ia menegaskan, tak pernah terpikir melakukan tindakan seperti itu. [taz]/(voa-islam.com)