Home » » Jurnalis Tonjolkan Gaya Hidup Islam Untuk Tepis Stereotip

Jurnalis Tonjolkan Gaya Hidup Islam Untuk Tepis Stereotip

Written By Unknown on Minggu, 19 Desember 2010 | 06.07

Sarah Joseph Pendiri Mjalah Emel
LONDON – Keberanian dan ketetapan hati adalah apa yang dibutuhkan menjadi seorang Muslim, terutama dalam konsekuensi serangan 11 September. Para penganut Islam telah lama digambarkan secara stereotip dalam perdebatan politik dan keagamaan.

Lelah dalam menanggapi horor 11 September selama satu tahun, pengusaha dan jurnalis Inggris, Sarah Joseph memutuskan untuk berhenti menjelaskan apa yang Muslim "lawan" dan mulai untuk menjelaskan "untuk" apa Muslim ada. Semacam sebuah desakan yang pada akhirnya membuka jalan untuk majalah Emel.

Walaupun ia tumbuh di sebuah keluarga Katolik, ayahnya adalah seorang akuntan dan ibunya pemilik agensi model, Joseph menganut Islam pada usia 16 tahun.

Majalahnya menonjolkan wawancara dengan pribadi-pribadi – yang diantara mereka adalah Perdana Menteri Inggris David Cameron; Keuskupan Canterbury Rowan Williams; Yusuf Islam, yang sebelumnya dikenal sebagai Cat Stevens; uskup Anglikan di Yerusalem; dan banyak yang lainnya – makanan, mode, desain interior, kebun, keuangan. Majalah tersebut adalah sebuah publikasi yang revolusioner berdasarkan atas ide dari apa yang yang Joseph sebut, sebuah "Gaya Hidup Muslim".

"Daripada menggambarkan Islam dan Muslim sebagai dua dimensi karikatur politik atau keagamaan, kami mengatakan bahwa Islam adalah sebuah cara kehidupan yang menyeluruh dan lengkap yang mempengaruhi setiap aspek penghidupan seseorang – seni kita, arsitektur kita, kebun kita, keuangan kita semuanya biasa menjadi ekspresi dari keyakinan kita," ia menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan Sunday's Zaman. "Di dalam banyak cara, saya dapat melihat bahwa hal ini menciptakan sebuah pergantian paradigma di dalam wacana Muslim dan bertindak sebagai sebuah katalis untuk pekerjaan lainnya."

Joseph menekankan bahwa takdir harus ditunjukkan melalui kehidupan para penganutnya di samping hanya mengenai berdoa dan berpakaian secara agama. Gagasan meluncurkan majalah muncul untuk dirinya selama sebuah liburan pada tahun 2000. Ia merasakan desakan untuk memulai majalah tersebut ketika ia tidak dapat melakukan apapun untuk membaca dalam bahasa Inggris yang akan mendahukukan sebuah gaya hidup Muslim yang positif dan menginspirasi, menonjolkan Islam di luar dogma dan politik.

"Sebagian besar Muslim hanya ingin melanjutkan hidup; meningkatkan keadaannya dan itu di luar keluarga dan komunitas mereka. Kita telah menjadi disensasionalkan dan setelah 9/11 kita dipandang sebagai sebuah komunitas tersangka. Namun reaksi Muslim selalu defensif dan saya merasa kita harus memberitahukan orang-orang apa yang sebenarnya Muslim bela dan bagaimana Islam dapat membuat sebuah kontribusi untuk kebaikan umum di semua masyarakat," Joseph menjelaskan.

Ia juga menjelaskan bahwa mereka memiliki empat C sebagai prinsip-prinsip majalah: Confidence (kepercayaan), Contribute (berkontribusi), Common good (kebaikan umum), dan Conenectivity (konetivitas). Majalah tersebut tidak hanya hanya menunjukan untuk para pembaca Muslim namun juga menargetkan non-Muslim juga. Para politisi, jurnalis, eksekutif media, royalti dan publik Inggris biasa berada di antara pembaca non-Muslim Emel. "Lebih dari 15 persen pembaca bukan Muslim," Joseph menambahkan.

Ibu editor tersebut, Valerie Askew dengan sukes menjalankan sebuah agen modeling yang meluncurkan karir secara internasional model-model terkanal, termasuk Naomi Campbell, Sadie Frost, dan Catherine Bailey. Sebanyak dia berpikir bahwa industri fashion memiliki sangat sedikit kedalaman, Joseph juga mencatatkan bahwa ia belajar begitu banyak. "Saya mencampur dengan begitu banyak orang berbeda, belajar bahwa kecantikan yang sebenarnya datang dari dalam, dan belajar untuk tidak menghakimi berbagai hal dari bagaimana hal-hal tersebut terlihat. Semua ini membentuk saya sebagai seseorang. Saya juga melihat dari dalam tentang sebuah bisnis – bagaimana bisnis tersebut berjalan, melihat ibu saya sebagai seorang yang dinamis dan melihat gambar-gambar untuk majalah diciptakan."

Joseph dulunya terlahir di dalam sebuah keluarga dengan berbagai tradisi Kristen dan ia dulunya adalah seorang Katolik taat sebelum menganut Islam. Sebagi seorang Katolik taat, ia bahkan menganggap hanya membawa perintah-perintah suci dan memasuki Gereja sebagai seorang biarawati, terinspirasi oleh Ibu Theresa dari Calcutta.

Ia mengatakan bahwa pada saat itu, tidak mudah baginya untuk memeluk Islam. Sementara kakaknya berpindah memeluk Islam dan menikahi seorang wanita Muslim, yang ia sebuat sebuah "perubahan dari kenyamanan," Islam tidak memiliki sebuah dampak yang besar pada kehidupan saudara laki-lakinya tersebut; bagaimanapun juga, Joseph mengatakan bahwa Islam "mengubah dengan mendalam" kehidupannya.

"Pada saat itu adalah sebuah pengalaman yang sangat menyakitkan, dan saya tidak memiliki hasrat sama sekali untuk mengambil agama lain. Saa tidak kehilangan keyakinan kepada Tuhan, dan saya melanjutkan sholat dan berpuasa. Perlahan-lahan, saya menyadari bahwa kata Islam berarti penyerahan diri sepenuhnya hidup Anda kepada Tuhan, yang pada dasarnya adalah keseluruhan yang saya inginkan," ia menjelaskan.

Sebagai seorang wanita pekerja keras, pekerjaannya telah membuatnya berada di antara 500 Muslim yang paling berpengaruh, sebuah daftar yang dihasilkan secara gabungan oleh Pusat Studi Strategi Kerajaan di Yordania dan Univeristas Georgetown di Washington. "Saya pikir saya dimasukkan pada daftar tersebut karena pada tahun 2003 kami menciptakan sebuah gagasan revolusioner – gaya hidup Muslim," ia mengatakan. (ppt/mv/suaramedia)
Share this article :
 
Copyright © 2013. Wanita Muslim - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger