STOCKHOLM -- Ratusan wanita Swedia memposting foto mereka dengan
mengenakan jilbab di situs media sosial untuk menunjukkan solidaritas
pada seorang Muslimah.
Seorang Muslimah yang sedang hamil diserang di luar Stockholm karena mengenakan jilbab. Polisi sedang mencari saksi kejadian tersebut.
Serangan itu memicu gelombang protes online. Politisi dan selebritis berada di antara mereka yang memberikan dukungan dengan memposting foto di twitter. Pada Kamis lalu, lebih dari dua ribu orang telah memposting gambar dengan jilbab di Instragram. Sebagian besar menampilkan perempuan dari agama yang berbeda.
"Jumlah kejahatan karena kebencian terhadap Muslimah meningkat akhir-akhir ini," ujar salah satu penyelenggara kampanye, foujan Rouzbeh dikutip Al-Arabiya, Senin (26/8).
Kelompok yang membuat kampanye menuntut komisi kehakiman setempat untuk menyelidiki masalah kekerasan terhadap wanita berjilbab. Mereka juga ingin pemerintah memastikan tidak ada tindakan rasis di televisi.
Dewan Nasional untuk Pencegahan Kejahatan Swedia mencatat 306 kejahatan dilaporkan tahun lalu. Jumlah itu meningkat dari 278 kasus pada tahun sebelumnya.
Antropolong sosial Ahe carlbom dari Universitas Malmoe mengatakan, sikap Swedia terhadap jilbab sebagian besar positif. Namun, dia tidak tahu ada kenaikan jumlah orang yang menentang jilbab.
"Sejak kita mulai mengalami imigrasi dari dunia Arab, diklaim bahwa jumlah yang tidak menyukai jilbab meningkat, itu meluas. Tapi saya tidak tahu mengapa itu terjadi sekarang ini," ungkapnya.
Seorang Muslimah yang sedang hamil diserang di luar Stockholm karena mengenakan jilbab. Polisi sedang mencari saksi kejadian tersebut.
Serangan itu memicu gelombang protes online. Politisi dan selebritis berada di antara mereka yang memberikan dukungan dengan memposting foto di twitter. Pada Kamis lalu, lebih dari dua ribu orang telah memposting gambar dengan jilbab di Instragram. Sebagian besar menampilkan perempuan dari agama yang berbeda.
"Jumlah kejahatan karena kebencian terhadap Muslimah meningkat akhir-akhir ini," ujar salah satu penyelenggara kampanye, foujan Rouzbeh dikutip Al-Arabiya, Senin (26/8).
Kelompok yang membuat kampanye menuntut komisi kehakiman setempat untuk menyelidiki masalah kekerasan terhadap wanita berjilbab. Mereka juga ingin pemerintah memastikan tidak ada tindakan rasis di televisi.
Dewan Nasional untuk Pencegahan Kejahatan Swedia mencatat 306 kejahatan dilaporkan tahun lalu. Jumlah itu meningkat dari 278 kasus pada tahun sebelumnya.
Antropolong sosial Ahe carlbom dari Universitas Malmoe mengatakan, sikap Swedia terhadap jilbab sebagian besar positif. Namun, dia tidak tahu ada kenaikan jumlah orang yang menentang jilbab.
"Sejak kita mulai mengalami imigrasi dari dunia Arab, diklaim bahwa jumlah yang tidak menyukai jilbab meningkat, itu meluas. Tapi saya tidak tahu mengapa itu terjadi sekarang ini," ungkapnya.
Reporter : Nur Aini
Redaktur : Karta Raharja Ucu (REPUBLIKA.CO.ID)