LONDON (Berita SuaraMedia) – Daftar 100 Masjid paling “ramah wanita” di Inggris diluncurkan pada hari Rabu (9/6), mengklaim sebagai awal dari proses untuk memperluas dan memperdalam keterlibatan wanita Muslim di masjid-masjid Inggris.
Lima puluh Masjid diketahui memenuhi kelima persyaratan yang ditetapkan oleh organisasi antaragama, Faith Matters, sementara 50 lainnya tercatat memenuhi empat kriteria, yang salah satunya termasuk menyediakan ruang sholat terpisah bagi kaum wanita.
Daftar Developing Diversity tidak disusun sebagai alat peringkat, tapi masjid-masjid yang dipuji karena memenuhi semua kriteria penelitian termasuk Masjid London Timur, di Tower Hamlets, London, yang melayani komunitas Muslim terbesar di Inggris; Masjid Jamiyat Tablighul Islam di Bradford, di mana sebuah ruang sholat terpisah memenuhi kebutuhan lebih dari 800 wanita; dan Lembaga Karimia di Nottingham yang menjalankan dua tempat penitipan anak dan sebuah klab aktivitas untuk gadis berusia 8-15 tahun.
Yang juga terdaftar karena memenuhi empat dari lima kriteria adalah Masjid Green Lane dan Pusat Komunitas di Birmingham, dan Masjid Farnworth di Bolton, yang terletak di dalam konstituensi Shabana Mahmood dan Yasmin Qureshi, anggota Muslim wanita pertama yang terpilih dalam pemilihan umum. Para peneliti untuk daftar itu, yang dikumpulkan oleh organisasi Faith Matters, menilai 486 Masjid di seluruh Inggris melalui kunjungan dan sambungan telepon dengan tujuan untuk menyusun daftar, yang didukung oleh Departemen Masyarakat dan Pemerintah Lokal ini.
Kriteria lainnya, yang ditentukan melalui sesi konsultasi dengan 100 wanita Muslim, adalah layanan dan aktivitas khusus wanita, imam atau cendekiawan wanita yang dapat diakses oleh kaum wanita, dilibatkannya wanita dalam proses pembuatan keputusan dan perwakilan kaum wanita dalam komite Masjid. Fiyaz Mughal, pendiri dan direktur Faith Matters, menggambarkan penelitiannya sebagai “awal yang memulai sebuah proses. Kami berharap ini akan bertindak sebagai sumber yang berguna bagi masyarakat dan sebuah poin referensi untuk membantu mengembangkan praktik baik di Masjid.”
Sudah sewajarnya akan ada individu yang tidak senang karena Masjidnya tidak dicantumkan. Daftar itu tidak bermaksud mengatakan hanya ada 100 Masjid semacam itu, namun memberikan kilasan dari masjid-masjid yang menyediakan area-area utama itu, dan memberikan praktik terbaik yang dapat dipelajari oleh masjid-masjid lain.
“Sudut pandang jangka panjangnya adalah bagi Masjid dan lembaga relijius lainnya untuk melihat perlunya pelayanan yang baik dan di dalamnya pentingnya melayani separuh populasi dalam cara sebaik mungkin.”
Batool Al Toma dari Kelompok Penasihat Wanita Muslim Nasional mengatakan, “Proyek ini harus dipuji sebagai latihan yang berguna bagi seluruh komunitas Muslim di Inggris. Tempat-tempat yang aman untuk melakukan sholat bagi kaum wanita telah lama dinanti dan akan disambut dengan hangat oleh mereka yang telah berjuang untuk mewujudkannya selama beberapa puluh tahun.” (rin/gd/wb) www.suaramedia.com
Kriteria lainnya, yang ditentukan melalui sesi konsultasi dengan 100 wanita Muslim, adalah layanan dan aktivitas khusus wanita, imam atau cendekiawan wanita yang dapat diakses oleh kaum wanita, dilibatkannya wanita dalam proses pembuatan keputusan dan perwakilan kaum wanita dalam komite Masjid. Fiyaz Mughal, pendiri dan direktur Faith Matters, menggambarkan penelitiannya sebagai “awal yang memulai sebuah proses. Kami berharap ini akan bertindak sebagai sumber yang berguna bagi masyarakat dan sebuah poin referensi untuk membantu mengembangkan praktik baik di Masjid.”
Sudah sewajarnya akan ada individu yang tidak senang karena Masjidnya tidak dicantumkan. Daftar itu tidak bermaksud mengatakan hanya ada 100 Masjid semacam itu, namun memberikan kilasan dari masjid-masjid yang menyediakan area-area utama itu, dan memberikan praktik terbaik yang dapat dipelajari oleh masjid-masjid lain.
“Sudut pandang jangka panjangnya adalah bagi Masjid dan lembaga relijius lainnya untuk melihat perlunya pelayanan yang baik dan di dalamnya pentingnya melayani separuh populasi dalam cara sebaik mungkin.”
Batool Al Toma dari Kelompok Penasihat Wanita Muslim Nasional mengatakan, “Proyek ini harus dipuji sebagai latihan yang berguna bagi seluruh komunitas Muslim di Inggris. Tempat-tempat yang aman untuk melakukan sholat bagi kaum wanita telah lama dinanti dan akan disambut dengan hangat oleh mereka yang telah berjuang untuk mewujudkannya selama beberapa puluh tahun.” (rin/gd/wb) www.suaramedia.com