Home » » ''Nasihat'' Saluran Telepon Muslim Damaikan Islam - Barat

''Nasihat'' Saluran Telepon Muslim Damaikan Islam - Barat

Written By Unknown on Kamis, 15 Juli 2010 | 07.47

summayah-poonah
 TORONTO, KANADA – Setelah berpindah agama dan memeluk Islam pada 2005, Summayah Poonah merasa seperti menjalani sebuah kehidupan ganda.

Orang tua wanita kelahiran Toronto tersebut yang adalah pemeluk Kristen konservatif, tidak tahu-menahu bahwa wanita tersebut telah secara rahasia menemui seorang Imam selama bertahun-tahun untuk mencari bimbingan. Mereka tidak memiliki pemikiran sama sekali bahwa wanita tersebut secara diam-diam menyembunyikan sebuah jilbab ke dalam tasnya setiap hari untuk dikenakan ketika ia tiba di sekolah.

"Hal tersebut menyakiti hati mereka ketika mereka menemukannya," Poonah yang sekarang berusia 27 tahun, mengatakan. "Kami harus menegosiasikan sebuah cara hidup di dalam rumah yang sama walaupun kami mempraktikkan sebuah keyakinan yang berbeda."

Selama waktu tersebut, Poonah mengatakan, ia merasa terisolasi dan membutuhkan dukungan dari Muslim-Muslim muda yang mengerti apa yang sedang ia alami. Kemudian ia mendengar berita tentang Aqsa Parvez, remaja yang dibunuh oleh ayahnya dan saudara laki-lakinya setelah ia bentrok dengan kepercayaan tradisional keluarganya.

Poonah tidak mengenal gadis tersebut, namun merasa seperti ia dapat terhubung, bahkan jika dalam skala kecil, dengan bagaimana rasanya memiliki kepercayaan yang tidak sama dengan orang tuanya.

Pada saat itulah ketika wanita tersebut mempelajari tentang Naseeha, atau "nasihat" dalam bahasa Arab, sebuah saluran bantuan pemuda Muslim yang didirikan di Mississauga pada 2005 dan dijalankan oleh para relawan. Poonah memulai menjadi relawan pada 2008, dan setelah menikah dengan salah satu pendiri kelompok tersebut, Yaseen Poonah, yang sekarang adalah seorang pendiri utama.

Sebagian besar penelepon memiliki masalah yang berkebalikan dengan yang ia alami, Poonah mengatakan. sebagian besar dari mereka terlahir di Kanada di dalam keluarga Muslim, dan berjuang untuk berdamai dengan nilai-nilai Barat yang mereka lihat dari teman mereka di sekolah, dengan keyakinan mereka sendiri dan terkadang nilai-nilai tradisional dari orang tua mereka. Dalam beberapa kasus, ia mengatakan, seperti kasus yang dialami Parvez, mereka bersembunyi di dalam sekolah untuk melepas jilbab mereka daripada mengenakannya.

Kelompok tersbeut memiliki sembilan penasihat yang dilatih oleh seorang profesional dan dibimbing oleh seorang imam, dan menerima sekitar 10 panggilan dalam seminggu dari seluruh Amerika Utara. Subjek dari jangkauan panggilan tersebut dari masalah hubungan sehari-hari sampai kekerasan rumah tangga dan inses.

Pembunuhan Parvez bukanlah sebuah masalah Muslim dan bukan juga kebudayaan Islam, Poonah mengatakan, namun sebuah masalah kebudayaan seseorang yang Naseeha berharap untuk mengalamatkan.

"Ini adalah konflik internal yang begitu banyak imigran muda hadapi," ia mengatakan, "Jenis masalah menarik diri diantara dunia."

Jasmin Zine, seorang professor sosiologi dan studi Muslim di Universitas Wilfrid Laurier, mengatakan bahwa Naseeha menyedakan orang-orang muda dengan dukungan di dalam konteks kebudayaan mereka sendiri.

Masih saja, beberapa pemimpin komunitas Muslim memiliki reservasi mereka.

Farrah Khan, seorang konselor yang bekerja dengan korban kekerasan, mengatakan bahwa ia pikir gagasan dari Naseeha adalah sebuah gagasan yang bagus, namun takut bahwa gagasan tersebut mungkin tidak dapat seinklusif mungkin. "Terkadang terdapat sebuah asumsi bahwa terapat satu jalan menjadi Muslim," ia mengatakan. "Namun Muslim sangat beraneka ragam."

Tarek Fatah, pendiri Kongres Muslim Kanada, telah berjalan lebih jauh, mengkritik Naseeha sebagai "anti-Barat". Fatah mempertanyakan mengapa pemuda Muslim membutuhkan sebuah garis pemisah di luar yang telah ada seperti Telepon Bantuan Anak (Kids Help Phone), dan mengatakan bahwa ia kenal orang-orang yang telah menelepon Naseeha hanya untuk mendengar saran penting tentang gagasan-gagasan "Barat" tertentu, seperti menjalin hubungan dengan seseorang di luar kebudayaannya sendiri.

Namun Poonah, yang membantu memulai Naseeha ketika ia masih seorang mahasiswa di Universitas McMaster dan membayar dengan uangnya sendiri sampai donasi mulai berdatangan, menyangkal bahwa Naseeha adalah pengecualian. "Anda memiliki sebuah mobil Mercedes, sehingga Anda ingin membawanya ke seorang mekanik Mercedes," pria tersebut mengatakan.

Disamping itu, pria tersebut mengatakan, saluran bantuan lainnya menyediakan bagi kelompok-kelompok tertentu yang sudah ada, seperti saluran bantuan wanita dan Saluran Bantuan Pemuda Berkulit Hitam (Black Youth Helpline).

Para konselor Naseeha tidak pernah mengatakan pada penelepon apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak, Poonah menambahkan. "Kami membimbing mereka pada fakta-fakta di dalam Al-Quran, dan pada apa yang mereka ingin lakukan. Kami tidak memutuskan atas kepercayaan seseorang," pria tersebut mengatakan. Pria tersebut menggambarkan para penyelenggara sebagai Muslim yang menyelaraskan agama dengan sekolah, kerja dan aktivitas di luar. (ppt/tgm) www.suaramedia.com
Share this article :
 
Copyright © 2013. Wanita Muslim - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger