MICHIGAN (Berita Suara Media) - Kesalahpahaman tentang Arab dan Muslim perlu diubah dan pencapaian mereka dalam berbagai bidang harus disorot, termasuk kemenangan dalam kontes-kontes kecantikan, ujar presenter keturunan Syiria - Amerika, Laila al Husseini.
Al Husseini adalah salah satu presenter Arab paling populer di AS dan terkenal untuk dua acaranya yang populer Radio Baladi (dalam bahasa Arab untuk radio My Country) dan Good Morning Michigan.
Husseini mengatakan semua orang Arab di AS dengan cemas mengikuti jalannya kontes Miss America 2010 dan sangat senang ketika RIma Fakih yang kelahiran Libanon terpilih sebagai pemenang.
“Kaum Arab dan Muslim di AS menghela napas lega ketika Fakih terpilih sebagai Miss America,” ujarnya. “Ini adalah kehormatan besar bagi kami semua karena dia adalah orang Arab Amerika pertama yang meraih gelar ini.”
Ketika ditanya tentang fakta bahwa Fakih harus memakai baju renang di dalam kontes itu, yang dianggap oleh banyak pihak sebagai pelanggaran terhadap kode etik Muslim, Husseini menjawab bahwa kesopanan terkait aturan berpakaian ada di semua agama dan tidak hanya dalam Islam.
“Tentu saja memakai baju renang itu dilarang dalam Islam dan ada banyak cara lain untuk menunjukkan kecantikan.” Namun, tekannya, itu adalah kebebasan personal.
“Saya memakai jilbab dan merasa nyaman dengannya, begitu juga dengan Fakih yang berhak untuk memilih apa yang dia kenakan. Tidak ada seorang pun yang boleh mendiktenya tentang apa yang harus dia lakukan.” Husseini menambahkan bahwa di dalam semua kasus, kontes kecantikan memiliki nilainya sendiri.
Ketika ditanya tentang citra Arab dan Muslim di AS, Husseini mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengubah stereotip umum adalah melalui kerja keras dan keberhasilan dalam menumbuhkan kesadaran.
“Hasil dari kontes kecantikan itu adalah bagian dari kesadaran ini,” ujarnya.
Husseini berencana untuk mengundang Rima Fakih ke acara Radio Baladi yang diasuhnya di mana dia akan memberikan selamat dan mengekspresikan bagaimana kaum Arab di Dearborn, Michigan, tempat tinggal Fakih, dan di seluruh AS merasa bangga padanya.
“Saya juga akan menanyakan pendapatnya tentang tingkat perhatian media terhadap latar belakang dirinya.”
Dalam episode terakhir acara radionya, Husseini telah membahas masalah kontes kecantikan dan heran mengapa banyak orang yang lebih fokus pada latar belakang agama Fakih daripada melihat gadis itu sebagai seseorang keturunan Arab Amerika.
Dalam episode yang sama, Fakih menambahkan bahwa komite di kontes kecantikan itu tidak peduli tentang agama atau seberapa banyak para kontestan terikat pada peraturan agama mereka. (rin/aby) www.suaramedia.com
