Home » » Kesaksian Mualaf AS Hapuskan Kesalahpahaman Islam

Kesaksian Mualaf AS Hapuskan Kesalahpahaman Islam

Written By Unknown on Kamis, 02 Desember 2010 | 07.47

Foto:Charlotte Observer
CAROLINA UTARA  – Lindsey Faraj, seorang mahasiswi Muslim di Univeristas Carolina Utara mengutarakan pendapatnya dan pengalamannya sebagai seorang muallaf di tengah-tengah berkembangnya Islamophobia di negara-negara Barat. Mulai dari bagaimana ia mendapatkan pandangan seolah-olah ia adalah sebuah setan yang jahat sampai bagaimana pertama kali mengenakan Jilbab. Faraj juga menjabarkan pendapatnya berdasarkan dari penelitian oleh Pew Research.

Masyarakat luas dibombardir setiap hari dengan berita-berita terbaru dalam olah raga, politik dan berita dunia, dan sering di antara orang-orang tersebut mengambil inisiatif untuk melihat lebih jauh ke dalam cerita-cerita dan topik yang menarik perhatian mereka. Lalu mengapa salah satu topik yang paling penting dalam beberapa dekade terakhir terus-terusan menjadi salah satu topik yang disalahpahami? Islam, sejauh ini adalah salah satu dari subjek yang kontroversial dewasa ini, namun sejak serangan 9/11, telah ada sebuah peningkatan tidak lebih dari enam persen dalam jumlah orang-orang yang mengetahui beberapa atau mengetahui banyak tentang Islam, menurut Pew Research.
Kurangnya komunikasi dan interaksi antara Muslim dan non-Muslim sebagian dipersalahkan untuk putusnya hubungan tersebut. Beberapa Muslim dapat dimengerti menarik diri dari masyarakat, takut akan penolakan dan diskriminasi, terutama di tengah-tengah cerita kejahatan yang berlatar belakang kebencian di seluruh negeri. Pada saat yang sama, banyak non-Muslim kemungkinan merasa tidak nyaman berinteraksi dengan seseorang yang agamanya yang mereka percaya sangat berbeda dari agama mereka sendiri – sebuah kepercayaan yang dipengang oleh sebuah poling 65 persen non-Muslim di sebuah poling Pew Research terpisah.

Sebagai seorang warga Amerika berkulit putih keturunan Eropa, Lindsey Faraj secara pribadi telah melihat dunia dari kedua perspektif. Hanya setelah menjadi kenalan dengan teman sekelas Arab-Amerika di perguruan tinggi yang dulunya ia tertarik dalam mempelajari lebih banyak tentang kebudayaan mereka yang menakjubkan, begitu juga dengan agama mereka, Islam. Setelah bertahun-tahun secara iseng-iseng mempelajari tentang Islam, Faraj menjadi salah satu dari beberapa ribu warga Amerika – yang sebagian besar dari mereka adalah wanita – yang berpindah agama memeluk Islam.

Penyelidikan Faraj tentang berbagai praktik Islam memiliki sebuah dampak terhadap hidupnya, termasuk 5 sholat wajib sehari-hari dan berpuasa selama bulan Ramadhan, namun tidak ada yang seperti keputusan Faraj untuk mengenakan jilbab.

"Untuk pertama kalinya, saya kadang-kadang dijadikan subjek pandangan dan tindakan diskriminasi, terkadang bahkan saya dikatai untuk 'kembali ke negara saya.' Kulit saya yang putih dan mata biru saya tidak berarti apa-apa – jilbab saya, nampaknya, sekarang mengatakan segalanya.

"Saya sekarang mengerti bahwa ini hanyalah sifat dasar manusia untuk tidak menyukai apa yang kita tidak ketahui, dan bahwa satu-satunya jalan untuk hidup berdampingan satu sama lain adalah mendidik diri kita sendiri di dalam susunan masyarakat yang beraneka ragam yang juga menyebut Amerika sebagai rumah mereka."

Jika seseorang memilih untuk menjadi kenalan dengan hanya beberapa juta Muslim Amerika, mereka kemungkinan besar akan merasa bahwa banyak yang tidak begitu berbeda bagaimanapun juga. Pada faktanya, hampir seperempat dari populasi Muslim di Amerika adalah mualaf baru dari keturunan kulit putih dan Afrika-Amerika, sebagian besar dengan latar belakang Kristen, menurut sebuah suvei Pew Forum 2007.

Kemungkinan yang lebih mengejutkan lagi akan menjadi ajaran sebenarnya dari Islam, yang kemungkinan besar berkebalikan dengan begitu banyaknya kesalahpahaman umum. Kesamaan Islam, dengan agama Ibrahim lainnya kemungkinan dapat berperan sebagai sebuah titik awal yang fantastis bagi beberapa dialog agama yang begitu banyak dibutuhkan.

Dari kepercayaan dalam satu Tuhan, merujuk pada Allah; kepercayaan di banyak Nabi ditemukan di dalam agama Ibrahim yang lainnya; dan kepercayaan dalam Yesus dan Bunda Maria; satu yang pasti untuk menemukan bahwa ketiga agama ini berasal dari landasan yang sama, namun telah mencabang menjadi bermacam-macam seiring berjalannya waktu. (ppt/co) www.suaramedia.com
Share this article :
 
Copyright © 2013. Wanita Muslim - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger