Jakarta - Diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta jiwa. Parahnya, 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja. Demikian data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2010 ini.
Data Ini mengiringi data lain yang tak kalah mencengangkan. Disebutkan, sekitar 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan hubungan seks pranikah."Artinya dari 100 remaja, 51 sudah tidak perawan," ujar Kepala BKKBN Sugiri Syarief .
Beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja. Misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan.
"Hasil penelitian di Yogya dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 persen mengalamai kehamilan sebelum menikah," kata Sugiri. Solusinya, lanjut Sugiri Syarif, konseling untuk remaja agar tidak melakukan seks pranikah akan terus dilakukan.
Sementara data tentang penyalahgunaan narkoba menunjukkan, dari 3,2 juta jiwa yang ketagihan narkoba, 78 persennya adalah remaja.
Sedangkan penderita HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya.Berdasarkan data Kemenkes pada akhir Juni 2010 terdapat 21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 persen dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 persen.
Selain itu kasus penularan terbanyak adalah heteroseksual sebanyak 49,3 persen, homoseksual sebanyak 3,3 persen dan IDU 40,4 persen.
Muslimah HTI Kampanyekan Stop Penyimpangan Seks
Sementara itu, sekitar 500 orang yang menamakan diri Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta Pusat untuk mengampanyekan penghentian perilaku dan propaganda penyimpangan seksual.
Massa yang mulai berkumpul sejak pukul 08.55 WIB ingin menggugah agar masyarakat tersadar dengan maraknya seks bebas serta penyimpangan seksual, seperti hubungan sejenis.
“Sekarang ini marak terjadi perilaku penyimpangan seksual, seperti homoseksual yang membahayakan tatanan kehidupan bermasyarakat. Makanya kita harus mewujudkan pembinaan generasi yang sehat seutuhnya,” seru Nurlaila, Koordinator Lapangan Aksi Muslimah HTI di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (1/12/2010).
Tak hanya itu, massa HTI juga menilai iklan penanggulangan HIV/AIDS yang marak di media massa saat ini, bertentangan dengan syariat Islam. Nurlaila mencontohkan iklan penggunaan kondom bagi hubungan seks berisiko justru menghalalkan hubungan seksual yang jelas-jelas melanggar syariat.
“Kami juga meminta penghentian program penanggulangan HIV/AIDS yang bertentangan dengan syariat Islam seperti kampanye kondomisasi serta penggunaan jarum suntik steril, karena nyata-nyata tidak melarang perzinaan dan konsumsi narkoba. Program-program ini juga membuat pelaku kemaksiatan merasa aman karena seolah-olah bisa menghindarkan diri dari penyakit mematikan,” jelas Nurlaila.
Dalam kampanye tersebut, massa tampak membawa spanduk bertuliskan “Stop Pornografi dan Penyimpangan Seksual”. Untuk mengamankan aksi ini, sekira 30 personel polisi dari Polres Jakpus diturunkan. Aksi juga tidak menganggu arus lalu lintas dari berbagai arah di Bundaran HI. (Ibnudzar/tr0/voa-islam.com)
"Hasil penelitian di Yogya dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 persen mengalamai kehamilan sebelum menikah," kata Sugiri. Solusinya, lanjut Sugiri Syarif, konseling untuk remaja agar tidak melakukan seks pranikah akan terus dilakukan.
Sementara data tentang penyalahgunaan narkoba menunjukkan, dari 3,2 juta jiwa yang ketagihan narkoba, 78 persennya adalah remaja.
Sedangkan penderita HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya.Berdasarkan data Kemenkes pada akhir Juni 2010 terdapat 21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 persen dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 persen.
Selain itu kasus penularan terbanyak adalah heteroseksual sebanyak 49,3 persen, homoseksual sebanyak 3,3 persen dan IDU 40,4 persen.
Muslimah HTI Kampanyekan Stop Penyimpangan Seks
Sementara itu, sekitar 500 orang yang menamakan diri Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta Pusat untuk mengampanyekan penghentian perilaku dan propaganda penyimpangan seksual.
Massa yang mulai berkumpul sejak pukul 08.55 WIB ingin menggugah agar masyarakat tersadar dengan maraknya seks bebas serta penyimpangan seksual, seperti hubungan sejenis.
“Sekarang ini marak terjadi perilaku penyimpangan seksual, seperti homoseksual yang membahayakan tatanan kehidupan bermasyarakat. Makanya kita harus mewujudkan pembinaan generasi yang sehat seutuhnya,” seru Nurlaila, Koordinator Lapangan Aksi Muslimah HTI di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (1/12/2010).
Tak hanya itu, massa HTI juga menilai iklan penanggulangan HIV/AIDS yang marak di media massa saat ini, bertentangan dengan syariat Islam. Nurlaila mencontohkan iklan penggunaan kondom bagi hubungan seks berisiko justru menghalalkan hubungan seksual yang jelas-jelas melanggar syariat.
“Kami juga meminta penghentian program penanggulangan HIV/AIDS yang bertentangan dengan syariat Islam seperti kampanye kondomisasi serta penggunaan jarum suntik steril, karena nyata-nyata tidak melarang perzinaan dan konsumsi narkoba. Program-program ini juga membuat pelaku kemaksiatan merasa aman karena seolah-olah bisa menghindarkan diri dari penyakit mematikan,” jelas Nurlaila.
Dalam kampanye tersebut, massa tampak membawa spanduk bertuliskan “Stop Pornografi dan Penyimpangan Seksual”. Untuk mengamankan aksi ini, sekira 30 personel polisi dari Polres Jakpus diturunkan. Aksi juga tidak menganggu arus lalu lintas dari berbagai arah di Bundaran HI. (Ibnudzar/tr0/voa-islam.com)