Kita semua sudah tahu bahwa Indonesia saat ini sedang berdua. Bencana alam datang beruntun seolah tak memberi jeda bagi manusia untuk bernafas dan berbenah diri. Walhasil, otomatis semua daerah yang tertimpa bencana itu membutuhkan uluran tangan kita. Bukan hanya sanak saudara para korban yang terpanggil untuk membantu, semua manusia di seluruh dunia yang masih punya hati nurani juga pasti akan mengulurkan tangan sebisanya demi meringankan beban penderitaan para korban.
Bukan hanya dari dalam negeri, bantuan pun mengalir dari luar negeri. Para artis Hollywood pun saling berlomba ikut menyumbang bagi korban negeri ini. Masalahnya, tidak cukup hanya dari uang hasil main film saja yang disumbangkan, tapi juga honor dari foto bugil untuk majalah porno bernama Playboy. Hmm…niat baik tapi caranya bejat.
Bila dalam budaya barat dikenal dengan pahlawan baik hati bernama Robinhood yang suka menolong rakyat kecil dengan hasil mencuri, muncullah ‘pahlawan’ lain bernama Pamela Anderson dengan pose bugilnya untuk korban bencana di Indonesia. Kasihan sekali para korban itu, dan betapa keterlaluannya para selebritis itu. Para korban bencana dieksploitasi oleh para artis dan selebritis untuk menaikkan pamor dirinya. Belum lagi para pejabat yang datang ke lokasi sok jual tampang sana-sini yang semakin membuat raktat muak. Bukan solusi yang diberikan tapi malah memperburuk keadaan dengan komentar sana-sini yang seringkali bertujuan menaikkan pamor dirinya.
Islam adalah agama yang mengatur semua hal hingga ke detil-detilnya. Tujuan tidak menghalalkan segala cara. Maksudnya adalah meskipun tujuan baik, namun bila cara yang dilakukan tidak baik, maka tak akan diterima amal perbuatan ini. Misalnya saja seseorang yang bertujuan baik menafkahi anak dan istri dengan cara mencuri. Tujuan baik tapi cara tidak baik. Tertolaklah amal seperti ini.
Apalagi kasusnya kali ini adalah selebritis yang non muslim, menjual dirinya dengan cara bugil di majalah porno, pejabat yang hasil korupsinya digunakan untuk berderma, dan masih banyak lagi oknum lainnya yang melakukan segala cara hanya agar disebut sebagai orang baik. Trus, gimana donk?
Rakyat kecil memang pihak yang tak berdaya. Dalam kondisi normal saja mereka selalu dipinggirkan, apalagi dalam kondisi menyedihkan ketika bencana menimpa. Pemerintah sebagai institusi pelindung rakyat seharusnya peka dan peduli untuk tidak membiarkan bantuan yang berasal dari uang haram itu mengalir.
Pemerintah yang punya harga diri akan merasa malu menerima bantuan dari hasil jual diri berbugil-ria, mendapat dana dari hasil korupsi dan sumber tak jelas lainnya. Bila mau, pemerintah bisa kok memberdayakan potensi yang ada di negeri sendiri untuk menolong korban bencana serta membangun struktur dan infastruktur yang rusak. Toh, menerima bantuan dari asing tidak mungkin murni tanpa embel-embel apa pun. Selalu ada sesuatu yang diminta sebagai timbal balik bantuan tersebut. Masa iya rakyat yang sudah jadi korban akan dikorbankan lagi demi kepentingan diri dan golongan sendiri?
Sungguh, sangat kasihan rakyat negeri ini. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Kondisi bencana alam yang mengakibatkan hilangnya harta bahkan nyawa, diikuti pula dengan hilangnya harga diri bangsa ketika atas nama kemanusiaan, bantuan dari uang haram pun diterima saja. Bila kondisi ini terus berlarut-larut, maka jangan heran bila bencana demi bencana akan terus datang silih berganti sebagai teguran atas negeri. Maka siap-siap saja akan datang sebuah teguran yang lebih keras lagi bila kita masih bebal juga, selalu bangga dengan berlumuran dosa dan tak mengindahkan aturan dari-Nya saja. Wallahu a’lam. [riafariana/voa-islam.com]
Islam adalah agama yang mengatur semua hal hingga ke detil-detilnya. Tujuan tidak menghalalkan segala cara. Maksudnya adalah meskipun tujuan baik, namun bila cara yang dilakukan tidak baik, maka tak akan diterima amal perbuatan ini. Misalnya saja seseorang yang bertujuan baik menafkahi anak dan istri dengan cara mencuri. Tujuan baik tapi cara tidak baik. Tertolaklah amal seperti ini.
Apalagi kasusnya kali ini adalah selebritis yang non muslim, menjual dirinya dengan cara bugil di majalah porno, pejabat yang hasil korupsinya digunakan untuk berderma, dan masih banyak lagi oknum lainnya yang melakukan segala cara hanya agar disebut sebagai orang baik. Trus, gimana donk?
Rakyat kecil memang pihak yang tak berdaya. Dalam kondisi normal saja mereka selalu dipinggirkan, apalagi dalam kondisi menyedihkan ketika bencana menimpa. Pemerintah sebagai institusi pelindung rakyat seharusnya peka dan peduli untuk tidak membiarkan bantuan yang berasal dari uang haram itu mengalir.
Pemerintah yang punya harga diri akan merasa malu menerima bantuan dari hasil jual diri berbugil-ria, mendapat dana dari hasil korupsi dan sumber tak jelas lainnya. Bila mau, pemerintah bisa kok memberdayakan potensi yang ada di negeri sendiri untuk menolong korban bencana serta membangun struktur dan infastruktur yang rusak. Toh, menerima bantuan dari asing tidak mungkin murni tanpa embel-embel apa pun. Selalu ada sesuatu yang diminta sebagai timbal balik bantuan tersebut. Masa iya rakyat yang sudah jadi korban akan dikorbankan lagi demi kepentingan diri dan golongan sendiri?
Sungguh, sangat kasihan rakyat negeri ini. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Kondisi bencana alam yang mengakibatkan hilangnya harta bahkan nyawa, diikuti pula dengan hilangnya harga diri bangsa ketika atas nama kemanusiaan, bantuan dari uang haram pun diterima saja. Bila kondisi ini terus berlarut-larut, maka jangan heran bila bencana demi bencana akan terus datang silih berganti sebagai teguran atas negeri. Maka siap-siap saja akan datang sebuah teguran yang lebih keras lagi bila kita masih bebal juga, selalu bangga dengan berlumuran dosa dan tak mengindahkan aturan dari-Nya saja. Wallahu a’lam. [riafariana/voa-islam.com]