Written By Unknown on Sabtu, 18 Desember 2010 | 06.43


DOUGLASVILLE, Georgia  – Seorang wanita Muslim yang ditahan setelah ia menolak untuk melepaskan jilbabnya di sebuah pengadilan Georgia barat mengajukan sebuah tuntutan hukum federal pada Selasa (14/12) terhadap kota Douglasville dan para petugas yang menahannya, menyatakan bahwa mereka melanggar hak-hak konstitusionalnya.

Lisa Valentine mengatakan bahwa para otoritas menginjak-injak hak Amandemen Pertamanya pada bulan Desember 2008 ketika ia diputuskan untuk menjalani hukuman 10 hari di penjara karena dianggap menghina pengdilan setelah ia menolak untuk melepaskan jilbabnya di sebuah ruang pengadilan.
Ia dibebaskan kurang dari satu hari, namun penahanannya membuat geram para aktivis hak-hak Muslim dan menyebabkan banyak perubahan dalam kebijakan ruang pengadilan Georgia.

"Saya berharap bahwa tidak ada orang dari keyakinan lain yang akan harus mengalami macam perlakuan yang gawat yang saya derita, baik di pengadilan Georgia manapun karena ekspresi dari kepercayaan saya," kata Valentine, yang tuntutan hukumnya diajukan oleh Persatuan Kebebasan Sipil Amerika (American Civil Liberties Union) dan cabang Georgia kelompok tersebut.

Setelah penahanan Valentine, seorang hakim Douglasville memutuskan "klausa khusus" untuk dibuat bagi mereka yang mengenakan penutup kepala keagamaan.

Lebih banyak perubahan mulai bergerak dengan cepat pada bulan Juli 2009, ketika Dewan Peradilan Georgia memilih untuk memperbolehkan penutup keagamaan dan medis masuk di dalam ruang pengadilan Georgia.

Tuntutan hukum tersebut, diajukan di Distrik Utara Georgia, mengusahakan hukuman kerugian yang tidak dispesifikasikan dan biaya jaksa.

Tuntutan tersebut mengklaim bahwa pihak kota "menunjukkan keteledoran yang gegabah" pada hak-hak konstitusional Valentine dan memaksanya untuk melanggar sebuah ajaran dasar keyakinannya.

Walikota Douglasville Mickey Thompson mengatakan bahwa ia tertangkap lengah oleh tuntutan hukum tersebut.

"Ini merupakan sebuah kejutan karena saya pikir kami telah selesai dengan Valentine dan saya pikir keprihatinannya ditujukan," kata Thompson, yang menolak untuk memberikan komentar lebih jauh sampai jaksa kota dapat meninjau ulang keluhan tersebut.

Panahanan Valentine datang setelah ia menemani keponakannya ke sebuah sidang dengar pendapat di kota tersebut sekitar 20 mil barat Atlanta.

Ia mengatakan bahwa para petugas menghentikannya di alat deteksi logam dan mengatakan kepadanya bahwa ia tidak dapat masuk ke dalam ruang pengadilan dengan jilbab. Ia mengatakan ketika ia ditolak dan berbalik untuk pergi, para petugas membawanya ke hadapan seorang hakim pengadilan kota yang memutuskan untuk penahanannya karena menghina pengadilan. Ia mengatakan bahwa petugas tersebut juga memaksanya untuk melepaskan jilbabnya ketika ia dicatatkan. Jilbab adalah dimaksudkan untuk melindungi kesopanan para wanita Muslim.

"Saya sama sekali tidak memiliki pikiran bahwa saya masuk ke dalam untuk semacam pengalaman memalukan seperti itu," ia mengatakan. "Ini adalah siapa saya sebenarnya. Tanpa jilbab ini, semacam melepaskan baju saya. Ini semacam ditelanjangi dari sesuatu yang adalah bagian dari saya."

Para petugas Douglasville pada saat itu mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mengikuti peraturan-peraturan ruang pengadilan yang melarang penggunaan penutup kepala, dan pimpinan Kepolisian Douglasville Joe Whisenant mengkarakterkan insiden pada saat itu sebagai sebuah salah komunikasi.

Namun pihak kota kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa petugas yang menahan Valentine seharusnya mencari sebuah solusi yang " akan melindungi antusiasme hukum." Dan pihak kota memerintahkan para pegawai untuk menjalani pelatihan sensitivitas sebagai akibat dari insiden tersebut. (ppt/yh) suaramedia
Share this article :
 
Copyright © 2013. Wanita Muslim - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger