JAKARTA – Lebih dari separuh masyarakat Jabodetabek tidak menginginkan negara berberazas Syariat Islam. Angka ini sesuai dengan lebih dari separuh gadis remaja Jabodetabek yang tidak perawan karena melakukan hubungan seks pranikah alias berzina alias kumpul kebo.
Menurut Ismail, yang menarik adalah banyaknya publik Jabodetabek yang menginginkan Indonesia menjadi negara Syariat Islam. Tercatat ada 35,3 persen menghendaki hal tersebut.
Ismail berpendapat, bahwa adanya publik yang mau Indonesia menjadi Syariat Islam, lantaran kurang berfungsinya Pancasila dan berbagai macam kebijakan pemerintah yang tidak dilandasi oleh dasar negara tersebut.
“Meski tidak signifikan dan tidak menjadi dominan, yang menarik kita lihat disini adalah publik ingin Indonesia jadi Syariat Islam, cukup banyak,” tandasnya.Uniknya, prosentase warga Jabodetabek yang menolak Syariat Islam itu sebanding dengan jumlah gadis remaja Jabodetabek yang melakukan hubungan hubungan seks pranikah alias kumpul kebo.
Sebagaimana diberitakan voa-islam.com sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Keluarga berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief mempublikasikan fakta yang sangat mengejutkan perihal kerusakan moral gadis Jabodetabek. Data BKKBN menunjukkan sejak 2010 ini diketahui sebanyak 50 persen remaja perempuan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sudah tidak perawan karena melakukan hubungan seks pra nikah alias berzina alias kumpul kebo. Bahkan tidak sedikit para gadis yang bergelar MBA (marriage by accident) alias menikah akibat hamil maupun kehamilan di luar nikah.
“Dari data yang kita himpun dari 100 remaja, di mana 51 remaja perempuannya sudah tidak lagi perawan,” jelas Sugiri kepada sejumlah media dalam Grand Final Kontes Rap dalam memperingati Hari AIDS sedunia di lapangan parkir IRTI Monas, Ahad(28/11/2010)
Selain di Jabodetabek, ungkap Sugiri, data yang sama juga diperoleh di wilayah lain di Indonesia. Ia merinci, di Surabaya remaja perempuan lajang yang sudah hilang kegadisannya mencapai 54 persen, di Medan 52 persen, Bandung 47 persen, dan Yogyakarta 37 persen. Menurutnya, data ini dikumpulkan BKKBN selama kurun waktu 2010 saja.
Semakin banyak warga yang menolak Syariat Islam, semakin banyak pula kemaksiatan dan kemesuman. [taz/trb]/(voa-islam.com)